Visit My Website

Saturday, March 28, 2009

Yaris Grooviest Moment Celebration Part I - Grooviest Moment Tagging Party


Yaris Grooviest Moment Celebration Part I - Grooviest Moment Tagging Party

Tag Your Photos With Yaris, Get Black Berry Bold or Ipod Touch

Yaris Groovynations kembali menyelenggarakan program seru dan gaul, dengan hadiah yang pastinya keren. Kali ini, Yaris ngajak kamu semua yang punya account di Facebook untuk ikutan Grooviest Moment Tagging Party.

Begini cara ikutannya:

1. Jadi teman di Profile Facebook Yaris Groovynations, klik di sini.

2. Jadi Fans di Fans Page Facebook Yaris Groovynations (karena update lomba dan pemenang akan dikomunikasikan via Fans Page), klik di sini.

3. Suggest lima teman ke Yaris Groovynations.

4. Tag foto kamu dan teman-teman bersama mobil Yaris ke Profile Facebook Yaris Groovynations. Periode tag foto untuk Grooviest Moment Tagging Party hingga tanggal 15 April 2009.

5. Kirim data untuk keperluan konfirmasi dan kontak apabila menjadi pemenang, ke alamat e-mail yariscommunity@gmail.com.

Menangkan :

1 (satu) Black Berry Bold
1 (satu) Ipod Touch

Yaris Grooviest Moment Tagging Party

Sunday, March 15, 2009

SBY 'not troubled' with Kalla-Megawati’s meeting

Erwida Maulia , The Jakarta Post , Cikeas | Sun, 03/15/2009 7:54 PM | National
The meeting between chairman and chairwoman of the country’s two biggest political parties – the Golkar Party and the Indonesian Democratic Party of Struggle (PDI-P), is something “common” amid rising political dynamics ahead of the April 9 legislative elections, chief patron of the Democratic Party Susilo Bambang Yudhoyono said.

“Whether or not the meeting will lead into a coalition I don’t know, Pak JK (Jusuf Kalla) Bu Mega (Megawati) know about that better,” the President said during a press conference at his residence in Cikeas, West Java, on Sunday.

He said had only Megawati was willing to meet him, he would meet her in instance for the sake of maintaining silaturahim (good relationship).

Yudhoyono said Megawati never wanted to see him again since their relationship had started turning ugly in 200o.

Yudhoyono, then Coordinating Minister for Political, Legal and Security Affairs under Megawati’s presidency, resigned from the Cabinet in March 2004 before deciding to contest in the presidential race.

“From then on until today she doesn’t want to meet me. If, for instance, she wants to meet with me tomorrow, I will come to see her,” he said.

Puting Beliung & Hujan Es Landa Jakarta Selatan

JAKARTA - Hujan deras disertai butiran es dan angin puting beliung melanda wilayah Jakarta Selatan. Peristiwa mengerikan ini terjadi di kawasan Kampung Sawah, Petukangan Selatan, Pesanggarahan, Jakarta Selatan.

Peristiwa yang terjadi sekira pukul 14.30 WIB hingga 15.15 WIB ini cukup membuat warga sekitar panik. Bahkan kilatan petir yang menyambar di wilayah ini menyiutkan nyali warga untuk mengungsi. Mereka memilih tetap berada di dalam rumah sambil menangis.

Trikusumawati, salah seorang warga mengatakan, awalnya hujan hanya gerimis sehingga dirinya tidak terlalu khawatir. Namun beberapa saat kemudian, petir meyambar sangat hebat disertai hujan es.

"Saat kejadian, saya hanya bisa mengis di dalam rumah sambil mengemasi barang yang bisa diselamatkan agar tidak terkena air," kata Trikusumawati di rumahnya, Pesanggrahan, Jakarta, Minggu (15/3/2009).

Pantauan di lapangan, akibat peristiwa alam tersebut sebanyak tiga pohon mangga dan puluhan pohon pisang roboh. Tidak hanya itu, rumah warga salah seorang terlihat berlubang di bagian atas. Pasalnya, angin memporak porandakan atap rumah tersebut.

Saat ini, sejumlah warga tengah membersihkan dan memperbaiki atap rumah yang rusak. Dengan bahu-membahu, warga mengemasi dan memindahkan barang-barang elektronik yang tidak terkena air. (Ahmad Baidowi/Sindo/kem)

Diancam, Korban Lapindo Balik Kanan ke Tuprok

Amirul Hasan - Okezone

JAKARTA - Sebanyak 15 korban lumpur Lapindo yang bertahan di depan kediaman ibu kandung Menko Kesra Aburizal Bakrie terpaksa harus menyerah. Mereka mengaku mendapat ancaman dari salah seorang petugas agar kembali ke Tugu Proklamasi untuk menggelar salat Istighosah.

"Saya diperintahkan oleh komandan agar bapak-bapak meninggalkan tempat. Kalau tidak bisa lain ceritanya, nanti bisa diangkut," ujar Tumian, salah seoranag korban Lumpur Lapindo yang menirukan ucapan petugas kepada wartawan, Minggu (15/3/2009).

Mendengar kalimat tersebut, 15 orang ini langsung meninggalkan rumah di Jalan KH Mangun Sarkoro No. 42, Menteng, Jakarta Pusat itu.

"Sebagai konsekuensinya, petugas akan mengawal aksi unjuk rasa di kantor Bakrie, Kuningan, Jakarta Selatan, besok," tandasnya.

Sebelumnya, para korban lumpur ini mengancam akan bertahan di rumah ibu Aburizal Bakrie. Mereka mengatakan, akan bertahan hingga sang pemilik rumah menemui 15 orang ini. (kem)

Saturday, March 14, 2009

KILAS MEDAN

KILAS MEDAN
Sabtu, 7 Maret 2009 | 04:29 WIB

Solidaritas untuk Caleg Perempuan di Sumut

Sedikitnya 50 calon anggota legislatif perempuan dan para pendukungnya di Sumatera Utara, baik untuk tingkat Kabupaten/kota, provinsi, maupun pusat, Sabtu ini, akan menggelar acara Solidaritas dan Dukungan Caleg Perempuan di Sumut. Pemimpin aksi, Veriyanto, Jumat (6/3), mengatakan, solidaritas akan dilakukan dengan diskusi di Pendopo Lapangan Merdeka, Medan, pukul 12.00-15.00, dilanjutkan kampanye dengan jalan kaki dari Lapangan Merdeka ke Bundaran Tugu SIB, Jalan Gatot Subroto. Veriyanto mengatakan, para caleg perempuan dari Partai Golkar, PDI-P, PKPI, PAN, PKS, Partai Buruh, Partai Demokrat, PDK, dan PDS sejauh ini sudah mengonfirmasi akan hadir. Menurut Veriyanto, solidaritas ini dilakukan untuk kemenangan caleg perempuan. (WSI)

Wagub Kembali Tak Penuhi Undangan TPF

Wakil Gubernur Sumatera Utara H Gatot Pujo Nugroho kembali batal memenuhi undangan Panitia Khusus (Pansus) Tim Pencari Fakta (TPF) DPRD Sumut untuk dimintai keterangannya terkait penerbitan Keputusan Gubernur Sumut tentang Persetujuan Pembentukan Provinsi Tapanuli (Protap). ”Hari ini Wagub kembali tidak memenuhi undangan kami,” ujar Ketua TPF DPRD Sumut Abdul Hakim Siagian, didampingi Sekretaris Azwir Syofyan, kepada wartawan di Gedung DPRD Sumut di Medan, Jumat (6/3). TPF berniat mempertanyakan peran Gatot dalam penerbitan Keputusan Gubernur No 130/3422.K 26 September 2008. Keputusan itu disebut-sebut dijadikan salah satu alasan bagi pendukung pembentukan Protap untuk menggelar aksi unjuk rasa yang berujung anarki dan menewaskan Ketua DPRD Sumut. (MAR/ANTARA)

Buku Sintong Bisa untuk Penegakan HAM

Buku Sintong Bisa untuk Penegakan HAM
Penulisan Sejarah Jangan "Kotori" Muka Sendiri
Sabtu, 14 Maret 2009 | 03:04 WIB

Jakarta, Kompas - Para aktivis hak asasi manusia bersama korban meminta agar mantan petinggi militer di Indonesia berhenti berkelit. Menurut mereka, kontroversi seputar buku Letjen (Purn) Sintong Panjaitan, Perjalanan Seorang Prajurit Para Komando, selayaknya ditempatkan dalam kerangka penegakan HAM.

Juga, jangan dimaknai sebagai perbedaan pendapat di antara mantan petinggi TNI.

”Karena itu, instansi-instansi terkait sebaiknya segera menindaklanjuti informasi dalam buku itu sebagai referensi proses penuntasan berbagai kasus pelanggaran HAM berat di Indonesia,” kata Kepala Biro Litbang Kontras Papang Hidayat, Jumat (13/3).

Menurut Papang, dalam buku itu banyak informasi baru yang penting terkait dengan misteri di balik berbagai peristiwa pelanggaran HAM, seperti pembantaian di Santa Cruz, Timor Timur, penghilangan paksa para aktivis, hingga kerusuhan Mei 1998.

”Selama ini informasi itu tidak dapat diperoleh dari mekanisme penyelidikan formal yang dijamin Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia,” katanya.

Tentang penghilangan paksa, misalnya, dalam buku itu Sintong mengungkapkan posisi mantan Komandan Jenderal Kopassus Letjen (Purn) Prabowo Subianto dan keterlibatan Tim Mawar. Ia mempertanyakan tanggung jawab komando Prabowo yang mengaku tidak mengetahui operasi itu. Ia juga menyatakan kesedihan terkait dengan keterlibatan dan sanksi pidana atas prajurit Kopassus yang terlibat dalam operasi tersebut. Dalam buku itu, Sintong berpendapat, perlu ditelusuri lebih jauh asal-usul perintah yang mereka emban.

Dihubungi secara terpisah, komisioner Komisi Nasional HAM, Ridha Saleh, mengatakan sependapat dengan langkah itu. Namun, saat ini proses penyelidikan Komnas HAM atas kasus penghilangan paksa telah selesai dan berkasnya sudah diserahkan kepada Kejaksaan Agung. Menurut dia, buku itu dapat digunakan Kejaksaan Agung sebagai referensi penyidikan.

Secara terpisah, Ketua Umum Persatuan Purnawirawan TNI Angkatan Darat (PPAD) Letjen (Purn) Soeryadi meminta semua pihak, terutama kalangan purnawirawan TNI, untuk lebih melihat masa depan daripada selalu menengok ke masa lalu.

”Dengan begitu, kalaupun ada niat dari setiap individu (purnawirawan TNI) untuk menularkan pengalaman mereka, hal itu seharusnya dilakukan dengan niat sebatas untuk memberi pelajaran demi perbaikan dan bukan untuk melumuri (mengotori) wajah sendiri,” katanya saat dimintai tanggapan soal kontroversi buku karya Sintong Panjaitan itu. Buku tersebut menyebut sejumlah nama petinggi TNI pada masa lalu, seperti Wiranto dan Prabowo Subianto.

”Kami (PPAD) menganggap masalah ke depan membutuhkan keterlibatan seluruh potensi bangsa, termasuk para purnawirawan TNI, untuk menyumbangkan darma dan bakti masing-masing. Bukan malah saling pamer kekuatan masing-masing,” ujar Soeryadi. (jos/dwa)
Bookmark and Share