Sunday, May 3, 2009
Kipas angin
Berhembus santai di depan hidungku
Membawa kabar penyejuk raga
Diputar baling-baling serong
Kokoh dari plastik
Ku terbayang belaian kasih dari rambut mahkota perempuanku
Meraba kulitku, sejuk..
Kipas angin seujung tanganku
Perempuanku entah dimana
Kipas angin membelaiku
Perempuanku merayu siapa
Kipas angin saudaraku, damai
Warna tulangmu biru
Perempuan anak siapaku
Punya hidung mancung ke dalam
Tak seindah bibirmu
Tak seindah betismu
Jauh dari kekenyalan tubuhmu
Meski rindu tak terkata
Berharap angin membawamu
Disetiap putaran baling-baling kipas angin
Sebab rinduku sudah kutitipkan bersama doa-doaku, getar-getar hatiku
Alunan gitarku, merdu suaraku
Dan kehinaanku
Aku ingin melamarmu
Kipas angin bawalah aku kepadanya
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment