Tuesday, April 7, 2009
PAJAK dan BATAK
Belakangan ini sering kita dengar tentang anjuran untuk pendaftaran secara gratis semua wajib pajak dan sudah ditutup pada tanggal 31 maret kemarin. Kemudian diserukan agar diperpanjang kembali, walaupun sebelumnya sudah pernah diperpanjang, karena ternyata antusiasme masyarakat demikian besar untuk mengikuti anjuran ini. Satu lagi contoh bagaimana besarnya keinginan rakyat Indonesia untuk menjadi suatu bangsa yang lebih maju. Saya kadang terheran-heran dengan semua “kebaikan” rakyat Indonesia ini. Bagaimana pun besarnya kekecewaan terhadap elit-elit Negara, Birokrasi dan layanan publik yang masih berbelit-belit dengan biaya yang sangat tinggi, pungli, perilaku korupsi dari pemangku jabatan yang tertinggi sampai yang terendah, Penggunaan fasilitas Negara untuk kepentingan pribadi dan kelompok, nepotisme, dan masih banyak lagi kekecewaan-kekecewaan terhadap Penyelenggara Negara, namun tetap saja masyarakat berharap agar segala sesuatu dapat menjadi lebih baik. Dan Negara Republik Indonesia menjadi Negara yang lebih maju, bersih dan bersahaja bagi siapa saja termasuk bagi orang luar. Sungguh Luar Biasa !
Kembali ke masalah pajak, Harus kita acungi jempol buat semua jajaran Dirjen Pajak dan semua lembaga yang terkait di dalamnya. Luar Biasa pencapaian mereka saat ini. Mudah-mudahan ini semua bukan lantaran kejar target atau lebih menyedihkan lagi kalau ini dibuat semata-mata untuk pencitraan bagi pemerintah yang sedang ikut berkompetisi dalam kontes Pemilu. Saya yakin tidak ada tendensi ke arah Pencitraan dalam Pemilu.
Penghargaan atas kesuksesan Jajaran Pajak dalam hal ini, pantas diberikan kepada Bapak Darmin Nasution, sebagai orang nomor satu dalam jajaran Pajak.
Mengingat Bapak Darmin ini ada Marga Nasution-nya yang berarti beliau adalah orang Batak. Sangat layak untuk di apresiasi dengan baik. Belum lama ini secara bergurau teman saya, yang bukan orang Batak, mengatakan soal kesuksesan masalah Pajak ini, begini katanya : “ Kan, sudah Orang Batak yang urus, Jadi apa lagi yang ditakutkan? Pasti beres!”, Saya tersenyum…langsung berpikir : dia ini memuji atau mengejek?. Kalimat sederhana yang benar-benar membuat saya berpikir cukup keras, sangat dilematis. Disatu sisi, Pak Darmin Nasution sebagai Orang Batak membuat saya bangga atas keberhasilan ini, tapi di sisi lain, saya seolah-olah mendapatkan kesan bahwa orang Batak yang lain, bukanlah orang-orang yang taat Pajak. Atau lebih parah, orang-orang Batak yang ada dalam Jajaran Pajak-lah yang selama ini turut andil dalam ketidakberesan perpajakan dalam negeri. Sehingga ketika Orang Batak yang memimpin, segala sesuatunya menjadi lebih mudah. Benarkah demikian???. Saya jadi teringat salah satu note dari penghuni facebook ini yang kebetulan orang batak, bercerita tentang seorang batak yang bernama, Horas, bisa menyelesaikan masalah pencurian bola Golf dan “mengusir” celeng (babi hutan) dengan sangat baik dan tanpa biaya, sehingga si Horas ini dinaikkan jabatannya. Selengkapnya baca di http://www.facebook.com/note.php?note_id=57380102251&id=1185672717&index=3 (sori lae petrus, note-nya aku pinjam )
Terakhir, untuk semua PNS di direktorat jenderal Pajak, terimakasih atas kerja keras anda, tapi jangan lupa di luar sana masih banyak orang-orang, baik secara pribadi maupun bersama-sama, berusaha untuk menipu pajak dengan berbagai cara. Ada yang secara sengaja membuat kantor dan gudangnya didalam rumah pribadi, tidak membuat Papan Nama sebagai pengenal buat perusahaannya, sehingga sulit dilacak pegawai pajak, ada juga yang sengaja membuat perusahaan dengan lebih dari 1 macam bentuk, 1 kali berbentuk PD atau CV, satu lagi berbentuk PT, entah apa maksudnya dan bagaimana caranya. Di dalam perusahaan yang begini saya pernah bekerja, sudah cukup lama berselang dari saat ini. Sering saya perhatikan, kalau pegawai pajak datang maka, buru-buru semua Gudang dikunci rapat-rapat, cukup hanya membuka satu gudang kecil dan tidak begitu banyak stok barang didalamnya dan kita hanya memperkenalkan diri sebagai perusahaan berbentuk PD, kemudian suatu ketika orang Bank datang, maka semua gudang dibuka lebar-lebar dan kita memperkenalkan diri sebagai perusahaan berbentuk PT. Saya kurang tahu persis bagaimana cara kerjanya, tapi saya yakin disitu ada upaya penipuan pajak. Kemudian ada juga dengan cara membuat pembukuan ganda, dan masih banyak lagi cara-cara penipuan pajak termasuk juga dengan melibatkan orang-orang pajak sendiri. Mungkin orang-orang pajak lebih tahu dan lebih pengalaman soal-soal yang begini. Oleh karena itu, besar harapan saya sebagai rakyat biasa, agar direktorat jenderal Pajak bekerja lebih baik dan semakin maju terus menerus. Berlomba-lomba berbuat kebaikan bagi Bangsa dan Negara ini.
Pesan : bisa tidak agar semua jenis kewajiban sejenis pajak, cukup dibayarkan kepada direktorat jenderal pajak saja?. Sekarang ini banyak sekali tagihan serupa pajak, khususnya untuk pegurusan ijin-ijin yang membuat beban tagihan pribadi maupun pelaku usaha semakin berat sehingga mau tidak mau berupaya untuk menipu pajak maupun tagihan lainnya. Bayangkan saja untuk urusan pembuatan KTP saja kita tetap keluar biaya, sebab kalau tidak bayar pasti lama sekali, belum lagi pengurusan SIM, dll. Minimal jangan terlalu banyak tagihan-tagihan dalam berbagai bentuk. Kurangi dong..!
Bravo Pajak! Mohon maaf buat teman-teman kalau ada kata-kata yang salah atau kurang berkenan
Majulah Terus Indonesia!
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment